Surprise from a secreat admirer
Tidak biasanya Gadis berangkat kuliah (menggunakan kendaraan umum. Hari ini mobilnya di bengkel karena kemarin mobilnya terjebak banjir. Begitu Gadis mendapatkan bis, ia duduk di bangku sebelah kanan deret kedua. Kemudian ia mengeluarkan barang kesayangannya, ipod warna birunya yang dipenuhi music jazz favoritnya.
Seorang pria yang duduk satu bangku dengannya memperhatikannya sedari tadi. Tiba - tiba si pria mencolek tangan Gadis. Sontak Gadis
mecilkan volume ipodnya itu. “Iya mas, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Gadis spontan terhadap Si Pria tersebut.
“Eh kamu pernah ikut acara TOMBAK Unpad tahun lalu ya?" tanya pria itu penasaran.
“Oh iya Mas, kok bisa tau ya?"
“ Aku pernah ngawas kamu waktu itu, pas tes di ruang 9 kan?"
“Iya Mas! Mas yang mana ya? Aku lupa, maaf aku emang pelupa Mas!"
“Oh gapapa, lagian dulu emang aku nggak sempet kenalan sama kamu! Kamunya cuek sih! Jadi aku jiper duluan pas mau ngajak kenalan!" Terangnya.
“Emang aku secuek apa sih sampe bikin orang jiper kayak gitu?" canda Gadis.
“Cuek malah terkesan jutek! Nggak deh boong! Sekarang udah masuk Unpad kan? Congrat ya!"
”Loh kok Mas tahu lagi?"
”Orang aku sering lihat kamu!"
Mendengarkan kalimat terakhir pria itu Gadis kaget, seberapa cuekkah ia sampai tak menyadari bahwa ia diperhatikan oleh seorang pria seganteng itu?
“Masa sih Mas? Aku nggak ngeh loh ada Mas di kampus?”
“Iya itulah kamu, cuek! Makanya kamu sampe nggak ngeh kalo aku sering perhatiin kamu, nggak terkecuali kamu lagi di cafe kampus sekalipun! Kamu selalu duduk di meja kelima di seberang panggung cafe. Bahkan mungkin kamu nggak sadar, kalo aku sering di belakang meja kamu!" ceritanya panjang lebar.
Gadis masih tak percaya dengan rentetan kejadian yang pria itu ceritakan. Selama ini ia merasa bukanlah seseorang yang patut menjadi pusat perhatian, ia selalu merasa sebagai wanita yang biasa-biasa saja. Tidak ada daya tarik dalam diri Gadis yang bisa membuat pria memperhatikannya. Bahkan sampai kejadian ini ia tak percaya, ada seorang pria yang memperhatikannya dari setahun yang lalu. Great! Ini sejarah baru yang akan ia tulis dalam diarinya.
"Segitunya ya Mas?" Gadis tertawa, menertawakan dirinya sendiri yang super cuek.
"Dari tadi panggilnya Mas terus? Aku belum nikah sama mbakmu loh!"candanya.
"Oh iya ya... Aku Gadis Mas! Mas Siapa, eh kamu siapa?"
"Udah tahu kok! Gak poll kan kalo secret admire, nggak tahu nama sekaligus? Aku Ghani! Jangan panggil Mas lagi ya!"
Hah secret admire? Unbelievable! Aku punya secret admire? Kira-kira seperti itulah kalimat yang terlintas dalam benak Gadis. Masih tak percaya dan terkejut dengan apa yang terjadi padanya hari ini di dalam bis.
"Nggak segitunya kali!"
"Emang kayak gitu! Aku cuma bisa mengagumi kemanisanmu dari jauh, tanpa bisa bertanya siapa namamu... Terkesan hopeless dan tragis pastinya!"
"Yaaelah, kamu kayak baca puisi aja!"
"Puisi cinta untuk Gadis! Ini bukunya, satu buku puisi tentang kamu semua!" katanya sambil memberikan satu bundel binder warna biru bertuliskan "Puisi Cinta untuk Gadis".
Gadis terheran - heran, satu per satu halaman ia menemukan fotonya dengan berbagai pose, la sedang mengerjakan soal TO di acara Tombak Unpad. Foto ia sedang membagikan brosur malam amal kampus juga foto ia memesan makanan dan yang lainnya.
"Kamu harus aku laporin ke polisi!”
"Lah kenapa?" Ghani panik.
“Masak foto sebanyak ini kamu nggak minta ijin sama aku?" goda Gadis pada Ghani.
"Oh itu! Pernah kok, cuman kamu nggak nyadar aja!"
Gadis terperangah tak percaya! Seingatnya ia tak pernah mengijinkan siapa pun untuk memotretnya.termasuk Pria disampingnya itu.
"Ah kamu! Kapan? Kayaknya gak pernah deh?" Tanyanya heran.
"Pernah, nih pas acara ini!" Ghani memperlihatkan satu foto ketika malam amal kampus. "Kamu jadi narasumbernya kan? Pas acara beres, ada seorang wartawan kampus pake baju abu minta kamu buat tersenyum ke arah dial Wartawan kampus itu ya aku!" Terangnya dengan antusias.
Belum sempat Gadis menanggapi percakapan itu, pria itu turun dari bus dengan terburu-buru, "Jangan lupa balikin bukunya di kampus ya! Aku tunggu kamu di kampus, sekali-kali kamu yang nyari aku ya. Jangan aku terus!" ujarnya sembari tersenyum.
Gadis yang masih tak percaya dengan apa yang ia dengar tadi. Bagaimana ia bisa menemukan Ghani di kampus? Jumlah mahasiswa di kampus itu nggak sedikit! Gadis tersenyum ketika melihat identitas Ghani di halaman terakhir buku itu. Gadis menyalin nomor hp itu ke ponselnya dengan nama "Surprisingly Men".
Gadis tersenyum ke luar jendela dan menemukan seorang pria yang melambaikan tangan ke arahnya. Pria itu tak lain adalah Ghani. Gadis membalas lambaian tangan itu dengansenyumannya. la kembali memutar musik di ipodnya, tanpa ia sengaja ia memutar sebuah lagu dari Mocca yang bejudul Secret Admire, sesuai dengan apa yang ia alami hari ini




0 komentar:
Posting Komentar