Pages

Site Sponsors

Sabtu, 17 Desember 2011

arti sebuah nama

ARTI SEBUAH NAMA

Kumasuki   pintu   gerbang   sekoIah yang megah itu. “Agus….!!"   ,   teriak   seorang temanku   tergopoh-gopoh.   "Gue " cariin dari tadi, lu baru nongol, tuh dicariin si Ziah."
''Mau ngapain tuh anak pagi-pagi gini udah cariin gue ?"
"Mana gue tahu," jawabnya sambil mengangkat bahu.
"Ei .....jangan pergl dulu” kutarik lengan baiunya. "Dia nungguin gue dimana ?" "Tuh..:”, dia mengarahkan jari telunjukkan ke arah teman sekolah yang sedang ramai. "Pagi Ziah, tumben pagi-pagi gini nyariin gue. Kayaknya ada sesuatu yang penting," sapaku sambii duduk di sebelahnya. "Gus, ucapnya sambii sedikit tersenyum. "Nanti malam bisa nemenin gue nonton nggak?" “What ??! Nemenin nonton?”
"Kenapa ? lu keberatan ?" 
"Ah ….. nggak,   jadi   nanti malam gue jemput lu jam berapa ?”
"Emmm gue tunggu jam tujuh.
“Ok!!!”
"Baik, sekarang kita akan belajar cara membuat alamat surat yang benar," ujar guru Bahasa Indonesia dengan suaranya yang khas. "apabila kalian sudah menulis jalan jangan dikasih titik akhiran kaiimat !". ujarnya lagi dengan suara lantang.
“Contoh," dia berjalan ke papan tulis dengan membawa kapur " Jl. KH. Agus Salim ; Tiba-tiba "pluk” secarik kertas menimpa kepalaku. Kubuka lipatan, kertas itu, "Agus Salim kapan lu naik haji ? gue ini sama lu. Terus apa yang telah lu lakuin buat negara sehingga nama lu dibadikan sebagaimana jalan. By:  Cakam" musuh bebuyutan ku tersenyum   dengan   senyum kemenangan. Heh pelajaran membuatku BT selesai juga. Sebenarnya aku nggak benci amat sich sama pelajaran ini, tetapi karena gurunya selalu memakai nama "Agus Salim" dalam setiap contohnya, ya nggak nama jalan, nama pejuang, nama tokoh, bahkan dia pemah menyebutkan bahwa di daerah nya ada orang gila yang namanya Agus Salim. Spontan saja seisi kelas menertawakan dan menatapku dengan tatapan mengejek. Apalagi Cakam musuh bebuyutanku. Dia tertawa terpingkal-pingkal memegangi perutnya sambii menunduk ke arahku. Untung Afnaziah tak mudah terprovokasi atas sikap plus suara sumbang anak-anak sekelas. "Agus. gue tau sejarah nama lo, gue pernah membacanya di agenda milik lu tempo hari, gue pikir emang itu nama yang paling bagus buat lu". Rasa PD-ku bangkit lagi, sepertinya Afnaziah adalah anugerah terindah yang pernah kumiliki. Mungkin untuk saat ini.
"Pagi anak-anak, guru sejarah memasuki kelas dengan senyumannya  yang   bersahabat.
"Pagi Pak           " jawab anak-anak serempak. Hhh……pelajaran yang ku benci datang lagi. Sebenarnya alasanku membenci pelajaran ini cukup sederhana. "Perjuangan KH Agus Salim dalam memperjuangkan kemerdekaan sangat besar. Dia membakar samangat rakyat Indonesia untuk berjihad melawan penjajah ujar guru sejarah sambil mondar-mandir didepan kelas. Cakam menoleh ke arahku aku langsung ambil jurus untuk menghindar, karena aku tahu apa yang akan dikatakannya.   Setelah   jam pelaiaran selesai, Cakam berjalan di depan kelas dengan gaya seorang gangster yang diikuti 2 anak buahnya, Oces dan Manyin. "Agus, kalau  ibu lo mau foto copi nama, bayar ulu dong ke gue!" Teriaknya tepat didepanku sambii menaikkan kakinya diatas meja. "Heh bangsat!" teriakku sambii menjulurkan jari telunjukku ke arahnya." Lu kalo mau ngeiek gue silahkan, tapi jangan ikut-kutin ibu gue, kalo lu nggak mau mampus" ancamku sambii mendorong tubuhnya. Oohhh.....jadi lo berani sama gue?"
"Kalo lu cowok, jangan kayak camen pake bawa-bawa anak buah segala!!" Lu nantangin gue ?" teriaknya sambil berlari untuk menonjokku. "Apa-apaan ini ?" ucap Pak Yanto, guru Fisika dikelasku yang kebetulan lewat di depan kelasku. "Agus, Cakam ikut Bapak ke Kantor!"
Agus lu harus nunjukin ke mereka bahwa nama lu tuh emang benar-benar spesial," Ucap Afnaziah saat guru bahasa Indonesia meminta kepada seluruh anak-anak dikelasku untuk menceritakan asal-usul dan arti nama mereka masing-masing "Agus Salim!" panggi! Pak Guru Bhs Indonesia. Kulirikan pandanganku ke arah Afanaziah. Afanaziah mengangguk . Ku tarik nafas dalam-dalam sebelum memulai bercerita. Setelah kujelaskan arti namaku, aku kembali duduk.
"Apakah kalian tahu kenapa Bapak selalu memakai nama Agus Salim dalam setiap keterangan dan contoh-contoh yang bapak berikan ?" tanya guru Bahasa Indonesia setelah aku kembali duduk ditempatku. "Mungkin karena namanya kuno. Pak!" jawab Cakam sambii tersenyum ke arahku. "Salah !!!, sebenarnya bapak sangat suka dengan nama Agus Salim, karena yang setiap namanya Agus Salim pasti kemampuannya beda dengan orang lain. Mulai dari jaman penjajahan sampai sekarang

0 komentar:

Posting Komentar