CINTAKU HIDUP, JANTUNGKU MATI
“Far, aku lega heh..heh..kamu heh.. bisa ning... galin aku... waiaupun... sebenarnya...aku gak...mau."
Junot menatap taxi yang membawa cintanya pergi, Junot memang bermaksud menjauh dan meninggalkan Fara tapi secepat ini, tapi biarlah lebih cepat lebih baik.
"Not, kamu baik-baik aja kan!!!"
"Eh....dok, ya aku gak pa-pa, aku gak bakalan mati hanya karena lari-lari kayak gini."
"Tapi itu gak baik buat jantung kamu" Junot hanya tersenyum, Junot malam itu makan malam dengan dokter Anisa, untuk membicarakan penyakit yang diderita Junot. Junot mengidap penyakit lemah jantung dan Dokter Anisa memprediksi umurnya tidak akan lama lagi, Dokter menyarankan agar Junot pergi berobat ke luar negeri tetapi Junot menolaknya. Karena resikonya sangat besar, Junot memilih menikmati hidupnya yang tinggal hitungan hari.
“Dok, saya lebih suka mati biasa dari pada mati karena gagal operasi, biarin aja mungkin emang udah takdir aku gak bisa hidup lama."
"Tapi Not, kamu gak boleh pasrah, masih ada harapan untuk sembuh, kasihan keluargamu, ayah dan ibumu, saudaramu dan orang-orang yang menyayangimu."
"Karena itu aku memilih menjauh dari mereka, dan membuat mereka membebaniku, jadi jika nantu aku mati mereka tidak merasa kehilangan."
Keluarga Junot mengusir Junot karena kelakuan Junot, mereka tidak tahu bahwa Junot mengidap penyakit, Junot memang merahasiakan penyakitnya termasuk pada keluarganya. Junot merasa jika ia mati maka semua orang akan merasa lega tapi Junot masih
merasa bersalah kepada Fara karena ia tidak memberitahunya. Tapi itu lebih baik dari pada Fara akan merasa sedih jika Junot mati.
“Dok, apa yang haru saya lakukan jika saya ingin mempercepat umur saya?”
"Ana yang kau katakana?"
“Gak apa-pa kan!!, saya gak betah hidup di dunia ini. Melihat hancurnya generasi manusia."
“Sudah, aku gak bakalan jawab pertanyaanmu."
Junot tersenyum walaupun terlihat jelas di matanya dia menangis.
Junot duduk di teras apartemennya memandang mentari yang hamper tenggelam sama seperti umurya yang tinggal beberapa hari. tiba-tiba Hpnya bordering Junot mengambil Hpnya. Caller ID menunjukkan nama Fara. Junot bertanya ada apa Fara menelponnya, Junot mengangkat telpon itu.
“Hallo…”
“hallo” suara cowok, siapa cowok ini gumam Junot dalam hatinya, cowok itu bertanya. “Anda kenal dengan yang punya Hp ini?
“Ya....kenapa?”
“Pemilik Hp ini mengalami kecelakaan dan sekarang sedang dibawa ke rumah sakit, bisakah anda datang?"
"Kecelakaan??" bisa-bisa di rumah sakit mana?"
Junot mencatat alamat rumah sakit dimana Fara diberikan, jantung berdegup kencang, walaupun itu bisa mempercepat kematinnya. Junot berlari menuju pintu dan turun ke taxi mengantarnya ke rumah sakit. Sebuah taxi mengantamya tetapi jalan macet pada waktu itu berbarengan dengan jam bubar kantor. Jarak rumah sakit masih lumayan jauh. Junot memutuskan untuk turun dan berlari ke rumah sakit.
“Fer, cukup aku yang mati kamu gak boleh mati” Junot berlari diantar laulalang manusia sore itu. Sesampainya di rumah sakit Junot bertanya kepada petugas" heh...heh....he. mbak.... Korban kecelakaan.. yang baru masuk ada dimana? Junot tak bisa mengatur nafasnya. Petugas itu memberitahunya letak kamar Fara dirawat tetapi lima langkah ia beranjak tubuhnya ambruk ke lantai. Petugas menolongnya Junot pun dirawat disana. Dokter Anisa dihubungi melalui Hp Junot. Dokter Anisa menyesali kelakuan Junot Kanena kelakukannya Junot mengalami masa kritis.
Fara baru siuman, dia pun melihat orang yang disekitarnya. Semua keluarganya ada tapi Junot tdak ada.
“Junot gak datang ya?”
“Junot, emmmmmm…”
Fara merasa penasaran kenapa raut semua orang berubah sedih ketika ia bertanya tentang Junot semua terdiam.
"Dimana Junot?"
"Junot ada di sini di ruang ICCU
Dokter Anisa datang dan menjelaskan pada Fara tentang penyakit yang diderita Junot. Keluarga Junot datang pada waktu itu dan menjenguk keadaan Junot yang sudah sangat kritis. Fara meminta kepada Dokter Anisa untuk dipertemukan dengan Junot Dokter Anisa tidak mengizinkannya karena Fara memaksa akhimya Dokter Anisa memperbolehkannya. Junot tergolek.




0 komentar:
Posting Komentar