Kala Cinta Menggoda
“Woy, bengong! Kayak sapi dipotong besokaja!" Buyarlah sudah lamunanku gara-gara cowok tengil satu ini. Dia sobatku, Ardi.
Ah, ganggu aja lu, Di! Lagi enak - enak ngelamun, lu ancurin juga lamunan gua!"
"Sorry! Lagian lu pagi-pagi udah ngelamun aja! Masih mikirin Cinta juga, Ga?"
"Siapa lagi?" acuhku.
Ahh... Pagi-pagi gini, entah kenapa, emang paling enak ngelamunin cewek cantik. Apa lagi cewek cantik kayak Cinta. Cinta itu anak pemilik yayasan tempatku bersekolah. SMA Merah Putih. Selain cantik dan berpostur ideal, dia itu juga pintar dan baik hati. Semua orang menyukainya, apalagi cowok-cowok.
Termasuk aku! Arga. Siswa kelas 11 IPA-2. Aku nggak ganteng tapi, kata teman-teman cewekku dan teman-teman adikku, aku ini manis, sih.
Tapi kalau kata adikku, aku ini manis. Manis banget, malah! Sampai pengen muntah! Tapi itu kan cuma karena dia iri, dan pasti mengakui dalam hati betapa manisnya kakaknya ini!
Walaupun ada beberapa cewek-cewek dan adik kelas yang naksir aku. Nggak terlalu kupedulikan. Terlanjur kecantol sama Cinta, sih! Cinta mati!
Semua perasaan ini berawal saat aku masih kelas 10. Saat itu kami juga nggak sekelas.dan tak saling kenal pula. Aku pun tak terlalu mempedulikannya. Karena saat dulu itu, dia lebih culun dari yang terculun. Lebih kuper dari yang terkuper. Dan lagi, dulu itu aku ngebet banget sama Kak Kasih.
Kak Kasih adalah murid kelas 12 IPA-1 di sekolah yang sama denganku, saat itu. Sekarang dia sudah kuliah. Dia itu cantik banget! Posisinya sebelas dua belaslah dengan Cinta. Cantik, postur ideal, putih, pintar, baik hati. Dan Kak Kasih itu menganggap aku ada.
Dan lebihnya lagi, Kak Kasih kurasa ada "rasa" denganku. Entah aku yang kege-eran ataumemang benar adanya, tak tahu lah!
Suatu pagi, kulihat Kak Kasih lewat di depan kelasku. Selagi belum masuk, hendak kunyatakan perasaan padanya yang selama ini kupendam. Lalu kuhentikan langkahnya. Kukeluarkan mawar merah yang tersembunyi di balik punggungku.
"Kak, gua suka sama...." Kak Kasih yang nampak sangat senang bertemu denganku,
langsung menggenggam kedua tanganku, sebelum sempat kuselesaikan kalimatku.
"Aduh, Arga! Gua seneng banget ketemu lu pagi-pagi gini. Tau nggak, Ga? Gua ada kabar gembira! Gua udah jadian sama Ditho! Dia nembak gua semalem, Ga! Gua seneng banget!"
Jdeerrr! Petir menyambar - nyambar kepalaku, tepat di otakku.
"Eh, yang bener, Kak? Selamat ya, Kak," responku datar, saking kagetnya.
"lya!" Kak Kasih nampak sangat bahagia.
"Gua udah nunggu-nunggu saat-saat itu sejak lama. Ahh... Akhirnya!"
"Eh, iya. Lu mau ngomong apa barusan, Ga? Lu suka sama siapa? Kok lu nggak ada cerita-cerita sih? Eh, lu bawa bunga segala, jangan-jangan lu mau nembak cewek ya?" Kak Kasih membombardirku dengan serentetan pertanyaannya.
"Eh, mm... Nggak. Anu, ini buat..."
Saat itulah kulihat Cinta pagi itu. Berbeda sekali dia nampaknya dari biasanya. Hingga kupikir dia murid pindahan. Dia berjalan hendak melewati kami. Mataku langsung terpaku melihatnya. Seakan tak ada orang lain di sana. Sangat memukau.
"Ini buat... Buat dia. Buat kamu. Buat C-C-Cinta. Iya, Cinta!" Aku langsung memberikan mawar merah itu pada wanita yang cantik itu, dan aku menyebut namanya begitu kulihat di bajunya tertulis nama "Cinta".
Setelah Cinta memegang mawar merah pemberian dariku, buru-buru aku ngacir masuk ke dalam kelas. Langsung kututupi wajahku dengan tas. Karena semua orang di dalam dan luar kelas sontak menyorakiku. Uuh... Malu! Merah padam pastilah mukaku ini.
Sejaksaat itu aku jadi bahan pembicaraan para siswa. Bahkan para guru. Nekat nian diriku ini. Tak kenal, main sodor aja! Tapi sejak saat itu jugalah orang-orang mulai melirik Cinta. Dia cantik dan mempesona. Entah kenapa bisa tak terlihat selama ini, pikirku saat itu.
Pernah suatu kali kulihat diamengenakan gaun merah dalam suatu pesta, cantik sekali. Aku terpukau penampilannya yang begitu anggun. Mendadak dia melambai. Aku berbalik ke belakang karena mengira Cinta melambai pada orang di belakangku. Tapi tak ada orang. Kulihat Cinta kembali melambai, sepertinya padaku, dengan tingkah sediki lebih centil. Dadaku langsung berdetak cepat. Arga... Mimpi apa semalam? Disapa cewek secantik Cinta. Owh! I'm falling in love. Aku serasa terbang melayang.
Tapi tiba-tiba datang Kak Kasih dengan wajah kesal menghampiriku dan menimpukku dengan tasnya. Kasar sekali. Tak seperti Kak Kasih yang kukenal.
"Aduh..." aku meringis sambil memegangi kepalaku.
"Jangan tidur di kelas! Ini tempat buat belajar! Keluar kamu! Saya tidak suka ada siswa yang tidur di kelas!" Pak Udin mengusirku.
Alamak! Tertidur di kelas aku rupanya! Mengigau pula! Dengan berat hati aku keluar dari kelas.
Tapi di luar kulihat Cinta berjalan melewatiku, sembari melambaikan tangannya yang gemulai.
"Hai, Arga!" Dengan senyum menggoda, Cinta menyapaku!
Lagi-lagi. Alamak! Bangun Arga! Diusir Pak Udin dua kali bisa-bisa! Batinku sambil menepuk-nepuk pipiku karena tak percaya. Dan saat Cinta semakin jauh berjalan, kusadari jepit rambut yang dikenakannya. Bunga mawar merah!




0 komentar:
Posting Komentar